Apa yang ku rasa saat air dari bejana menetes deras membasuh seiring niat dengan menyebut nama-Mu?
Dingin tapi nyaman.
Mukena putih dibingkai sulaman kuncup merah jambu terasa pas membalut aurat. Hangat rasanya.
Tidak perasaan asing meski sekian lama dia tertata apik dalam lemari baju yg hampir reyot.
Mungkin karna dia kawan lama yang terlupa demi alasan fitrah sebagai hamba.
Sempat bercermin memandang refleksi jati diri yg tercari oleh masa yg tak kunjung usai.
Siapa disana yang sekarang menyungging senyum sarat makna.
Aku hampir tidak mengingatnya. Air muka yang kusut berganti kesahajaan yang begitu dahsyat.
Apa aku berubah???
Aq ingin menjadi hamba-Mu,
hamba sebenar-benar hamba hingga saat waktu tidak lagi berpihak pada ku.
0 komentar:
Posting Komentar