Kamis, 20 September 2012

Jodoh oooh Jodoh

Namaku Dita, Umur 35 tahun, pekerjaan Manager Marketing di salah satu Perusahaan Swasta yang terbilang bonafide di Ibu Kota. Sebenarnya aku hanya anak dusun yang mencoba peluang di tengah padatnya penduduk ibu kota. Nasibku mungkin lebih beruntung dibanding anak-anak rantau lain yang juga sama berjuang sepertiku. 12 tahun berjuang dan hasilnya sepadan dengan segala pengorbanan yang telah aku lakukan. Semua yang mengenalku bilang, aku wanita mapan dan penuh energi dalam hidup dan bekerja.
Tapi,,,,,,,,
Saat orang tuaku bertanya, kapan kamu akan menikah nak??? serasa ada sebongkah batu besar yang jatuh menghantam kepala dan meremukkan seluruh tubuhku yang mulai kehilangan gairah muda. Meski begitu aku tidak pernah habis akal, bukan dita namanya kalau tidak bisa mencounter serangan seperti itu. "Aku punya pacar umi, cuma belum waktunya aku bawa kehadapan abi dan umi. Kami belum saling mengenal dengan baik, tunggu saja, tidak akan lama kok". Meski mengambang tapi kurasa untuk sementara waktu cukup untuk menghentikan obrolan yang membuatku risih.
Bukan tidak perduli atau merasa terlalu tangguh untuk mencari pendamping hidup. Hanya perasaan ini seperti bongkahan salju abadi yang mendinginkan hati. Jangan berfikir aku trauma pada masa lalu. Keliru kalau ada yang menyangka aku menyendiri dan menikmati hari-hari ku sebagai jomblowati karena ada korelasi dengan masa lalu. Sama sekali tidak. Bukan juga karena aku menjadi orang yang terlalu pemilih. Justru sebaliknya, aku menantikan seseorang yang akan memilihku sebagai bagian dari hidupnya, menjadi separuh nafasnya, yang ingin manghabiskan sisa umurnya dengan menjadikan aku sebagai wanita yang dia sebut isteri.
Aku tidak pernah berhenti meminta kepada Dia Sang Maha Cinta.
Allah ku, Engkau Maha Tahu, apa yang terbaik untukku. Egkau Maha Bijaksana yang tidak akan menyesatkanku dengan cinta. Engkau tempat kembali segala harap. Engkau Maha Pengabul segala doa dari merka yang bersungguh-sungguh. Jika tiba waktunya Kau pilihkan seorang lelaki untuk Kau jadikan imam yang akan membimbingku menjadi dekat dengan-Mu maka buka hatiku, jadikan ikhlas seluas samudera kasih-Mu sebagai bentuk penerimaanku atas takdir yang telah Kau tuliskan untukku.
Bukan pasrah, hanya berserah. Tidak ada kata takut untuk memulai sebuah hubungan. Hanya saja aku tidak mau membabi buta karena takut dibilang perawan tua, atau tidak laku. Toh aku bukan dagangan yang bisa dijajakan dan diukur nilai larisnya. Aku manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang sempurna dengan segala keterbatasanku.
Jujur secara fisik aku bukanlah type idaman laki-laki pada umumnya. Meski masih ada laki-laki yang menaruh hati padaku. Tapi bukan mudah membuat mereka mengatakan suka. Butuh waktu panjang dan kesabaran yang tinggi. Setiap lelaki yang jatuh cinta padaku membutuhkan waktu paling tidak 6 bulan setelah berkenalan dan menjadi sahabat. Namun apadaya, terlanjur kurasakan nyamannya menjadikan dia sahabat hingga tidak dapat ku upgrade lagi perasaanku lebih dari sahabat.
Ingin aku memiliki perasaan yang sama dengan salah satu dari sahabatku, tapi tak bisa juga kupaksakan hatiku untuk itu. Terlalu besar rasa sayangku hingga tak sanggup kusakiti dengan sandiwara menjadikan mereka kekasih.
Sebaliknya, saat aku yang menyukai seorang lelaki, justru penolakan yang kuterima. Memang penolakannya tidak secara vulgar, namun dari bahasa tubuh yang diisyaratkan memberiku sebuah jawaban "tolong jangan membuatku risih dengan perasaanmu padaku" mungkin itu kira-kira yang ingin disampaikan padaku lewat cara dia bicara dan menatapku.
Ada saat aku merasa sendiri dan terpuruk,,,,bercermin berlama-lama melukis wajahku sendiri yang memang tidak bisa dibilang cantik. Tapi apa memang semua laki-laki tidak menyukai perempuan yang cerdas? Bukan aku yang mengatakan itu. Hanya saja aku mencopy paste kata-kata seorang sahabat "Dita lelaki itu tidak menyukai perempuan pintar, otak nomor sekian, yang penting cantik dan seksi"......Ada dua perasaan yang menyeruak seketika saat itu. Bangga dan tersinggung. Bangga dibilang cerdas :D dan tersinggung karena ternyata aku bukan wanita yang diinginkan lelaki.
Cantik?? tidak! Seksi?? Hmmmm apalagi!!....Untuk sesaat aku merasa hilang asa. Tapi setelah shalat dan tangis dalam tahajjudku, Allah memberiku jawaban, bukan dengan mempertemukan aku dengan lelaki impianku. Lebih dari itu, Allah menenangkanku dengan menghilangkan semua kesedihanku. Entah kenapa aku tak pernah berfikir untuk menangis lagi karena rindu akan jodoh. Aku disibukan dengan pekerjaan yang makin menyita waktu dan energiku. Terlebih setelah mendapat promosi sebagai Manager Marketing. Bukan ingin membanggakan diri, tapi hanya meresapi betapa Allah tak pernah meninggalkanku. Tak inginku jauh dari-Nya. Tidak sekarang tauapun nanti. Jikapun suatu saat aku menemukan dia yang aku tunggu, aku harap itulah jodoh yang dipilihnya untukku. Dan sebaik-baiknya jodohku semoga yang dijadikan-Nya sebagai imam yang menuntunku senantiasa menuju jalan Illahi.

Jodoh oooh jodoh, meski begitu selalu kutunggu datangmu,,,,,,,

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar