Rabu, 19 September 2012

Tuhan Beri Aku Cinta

Tidak akan pernah terlintas dalam pikiran siapapun bahwa semua impian indah tentang pernikahan akan berakhir secara tragis. Jika itu karena sebuah kematian, maka lebih mudah menerima takdir. Tapi jika itu karena sebuah kesalahpahaman yang berlanjut dengan perang dingin terus menerus mungkin persepsi kita akan berbeda. Apakah itu takdir juga?
Tapi saya bukan ingin bicara soal takdir. cerita ini saya tuturkan semata-mata ingin membagi pengalaman dan berharap perempuan-perempuan yang mungkin memiliki nasib yang sama seperti saya menjadi perempuan yang tegar dan menularkan ketegarannya pada perempuan lain dibelahan dunia manapun.

SAKIT!!
itu kata yang tepat menggambarkan perasaan yang berkecamuk dalam hatiku saat ini. Mungkin juga ini adalah akhir cerita cinta dan pudarnya pendar asmara yang berkobar saat pertama dia rengkuh tubuhku setelah pernikahan suci yang sangat aku banggakan. Sandiwara hidupku dimulai saat pertama kupijakan kaki di rumah sederhana milik suamiku. Sandiwara panjang tiada berkesudahan yang perlahan mulai menggerogoti benteng kesadaranku. Makin lama aku makin larut dalam kebohongan status yang aku jalani. Sampai pada titik dimana aku dikejutkan dengan sebuah kenyataan semua drama panjang itu harus berakhir dengan tidak bahagia.

TERHEMPAS!!
Terpuruk hingga hampir tak sanggup aku dongakkan kepalaku. Menangis dan menangis hanya itu yang bisa aku lakukan. Dusta yang tersimpan selama ini terkuak sudah. Namun kejujuran yang dituturkan justru menjadi awal kehancuran mimpi dan berakhirnya harapan. Pupus tanpa sisa. Tak habis pikir aku dibohongi dengan rapihnya. Dia menjual kalimat cinta yang teramat manis, sangat manis. membuaiku sejadi-jadinya. mungkin berpisah adalah jawaban pamungkas untuk mengakhiri duka dan derita hidupku. Meski masih ingin kubertahan, tapi telah habis segala daya dan tenaga. Aku hanya mampu meraung sekuat yang aku bisa. Raungan dari singa betina yang terluka, menunggu dimangsa oleh burung-burung pemakan bangkai.
Tapi mungkin juga tidak senaas itu nasibku. Aku masih punya sandaran. Tuhan ku yang Maha Perkasa. Tuhan ku yang tidak akan pernah meninggalkan ku. Meski sering ku hianati dan kubuat Kau cemburu.

Ingin ku berlari pada-Mu Tuhan. Wahai Kau Sang Maha Cinta. Cabut semua rasa cinta yang Kau haramkan dari dalam hatiku. Berikan aku sedikit dari luasnya naungan-Mu. Sejukan panasnya hatiku, cairkan bekunya iman dalam Qalbuku. Jangan tinggalkan Aku Tuhan. Jangan buat aku merana dan sengsara merasakan kehilangan harap akan bahagia. Jadikan cinta yang aku rasakan sebagai manifestasi rasa cintaku pada-Mu.

Tuhan Beri Aku Cinta.......

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar