Kamis, 26 Juli 2012

Cinta memang Ajaib (Part 1)

Prolog
Jodoh adalah sebuah rahasia agung dari Sang Maha Cinta. Entah dengan siapa kita akan ditautkan hati dan jiwanya namun sudah pasti ditetapkan. Entah kapan waktunya tidak dapat kita duga atau kita ramal, meski tidak sedikit paranormal yang merasa mampu meramalakannya. Entah dimana sang pujaan hati akan menemukan kita yang pasti kita akan dipertemukan disuatu tempat dan semoga tempat itu adalah tempat terindah yang pernah kita pijak dimuka bumi. Entah bagaimana cara Sang Maha Kasih mempertemukan kita yang jelas selalu ada sebab dalam setiap peristiwa. Sedalam apapun kita cari tahu Jodoh akan tetap jadi sebuah misteri yang akan terpecahkan saat telah kita temukan pasangan jiwa. Demikan aku dan dia, rahasia kami telah tersibak sejak ikrar ijab qabul itu dia gaungkan didalam rumah mungil orang tuaku yang sangat sederhana dan disaksikan orang-orang terdekat dan para sahabat.

Demikian dengan kisah pertemuan dengan jodohku yang dikirim-Nya dari langit. Akan kuceritakan pada kalian sebagai bahan renungan tentang keajaiban cinta dari Sang Maha Cinta.

Setiap kali aku bertemu dengan teman lama, saudara jauh maupun rekan kerja yang mengetahui tentang kabar maupun yang turut menghadiri resepsi pernikahan ku selalu penasaran dengan sosok lelaki yang telah kupilih menjadi pendamping hidup ku. kadang terlalu penasaran hingga mengulik kisah dibalik pertemuan kami.
mungkin jika aku ada pada posisi mereka aku akan sama penasarannya dengan mereka. betapa tidak, pernikahan ku dianggap mendadak dan terkesan terburu-buru. aku yakin banyak diantara orang-orang yang mengenal aku berfikir "ada sesuatu" dibalik rencana pernikahan ku yang "mendadak". Tapi bukan itu yang jadi inti cerita yang ingin ku bagi dengan pembaca. Yang ingin ku ceritakan adalah kisah dibalik pertemuan kami yang menurut anggapan sebagian orang "ajaib".
Aku lupa waktu persisnya pertama kali kami berkenalan, yang paling aku ingat saat medio desember 2011. Perkenalan yang tanpa disengaja. Dunia Maya. iya aku mengenalnya di dunia maya melalui satu jejaring sosial interaktif. Nimbuzz! mungkin ada yang belum begitu tahu tentang Nimbuzz. Tapi aku yakin diantara pembaca ada yang tahu bahkan mungkin telah menjadi bagian dari nimbuzz.
Waktu itu hidupku seperti hilang dari dunia nyata. hampir seluruh waktu luangku habis didepan komputer yang bisa online selama 24 jam. Aku sendiri merasa heran dengan diriku saat jika aku coba mengingat kembali bagaimana aku sanggup bergaul dengan orang-orang yang boleh dikatakan hampir seluruhnya hidup dalam alam mimpi. berusaha menjadi orang yang mungkin dalam kehidupan nyatanya tidak mungkin dicapai. Orang-orang yang cenderung membentuk kepribadian dan pencitraan dirinya sesuai dengan bentukan dan karya dari keingingan dan angan-angan.
Tapi itu dulu,,,,,,
Sekarang alam mimpi berhasil kami bawa ke alam nyata. Saat mengenalnya tidak ada sesuatu hal yang istimewa yang aku rasakan. semua biasa saja, wajar dan apa adanya. tidak ada keinginan yang muluk-muluk karena jujur saat itu aku juga sudah memiliki seorang kekasih dari dunia maya dan dia pun demikian seperti aku. Tapi perkenalan instant dan percakapan singkat kami merubah semua situasi saat itu. Entah berapa lama kami saling mengulik tentang pribadi masing-masing, yang pasti rasanya seperti tidak pernah merasa jenuh membaca setiap postingan dalam percakapan kami saat privat chatt kali lakukan. Dan aku merasa dia juga merasakan hal yang sama. selalu menunggu kapan aku online. Menantikan kapan Jid (akun dalam nimbuzz) aku berwarna hijau dilayar handphonenya. Akhirnya kalimat yang sudah sejak awal aku duga meluncur juga darinya "aku suka sama kamu, kamu mau kan jadi pacar aku?" pintanya. Sederhana tanpa basa-basi dan tanpa kesan romantis sama sekali. Tapi efeknya sungguh luar biasa. Aku seperti terhipnotis. Apa iya dia sedang mengungkapkan perasaannya padaku? Seribu tanya menyeruak keluar dari dalam kepalaku "pacar dumai maksud kamu?" aku membalas pertanyaannya dengan pertanyaan juga. Aku tidak ingat saat itu apa percakapan kami selanjutnya yang pasti setelahnya dia memutuskan pacara dumainya dan aku jugabergegas meninggalkan pacar dumaiku. Ironis memang, disatu sisi aku merasa telah berhianat karena meninggalkan lelaki yang baik itu demi lelaki lain yang baru kukenal. tapi disisi lain ada bahagia menemukan sosok yang bisa membuat hatiku bergetar dengan sangat hebatnya, sosok yang bisa membuat aku merasa yakin bahwa dialah orang yang selama ini aku tunggu. Dialah sosok dari langit yang selalu aku minta dari Sanga Maha Pencipta. Entah keyakinan itu datang dari mana namun sungguh tiada ragu dalaim hatiku menerimanya sebagai kekasih terakhir dalam sisa umurku.
Ikrar kami sebagai sepasang kekasih kami patri di dunia yang kami rangkai sendiri, dunia yang bahkan bagi sebagian orang adalah mimpi. Tapi kami yakin akan satu hal, pertemuan kami akan merubah semuanya. Sekali saja aku butuh untuk menatap langsung matanya, dan melihat apa isi hatinya melalui matanya. Sekali saja maka semua mimpi akan jadi nyata.
Maka akhir desember 2011 adalah waktu yang kami pilih untuk pertemuan pertama kami.Peristiwa terindah dalam hidup kami yang tidak akan kami lupa samapai akhir hidup kami, 30 Desember 2011 di penghujung tahun itu di Bandara Soekarno Hatta Terminal 1C. Pertama kalinya kami saling menatap namun hanya sekilas. Aku masih terlalu takut dan malu untuk benar-benar memandangnya.
Selanjutnya yang tersirat dalam benakku adalah bagaimana dia akan menilaiku? apakah mungkin rasa yang selama ini menggebu-gebu yangdia rasakan terhadap sosok yang dia kenal di dumai akan memudar? ataukah hatinya akan kokoh merasakan cinta yang sama yang juga masih kurasakan hingga saat pertemuan kami? Belum sempat aku mengeluarkan sepatah katapun dia tersenyum seperti merasakan bahagia bisa metapaku secara langsung berhadap-hadapan diantara kerumunan orang yang sibuk berjalan kesana kemari tanpa memperdulikan keberadaan kami dan tidak mempedulikan suasana hatiku yang sedang diobrak abrik demi melihat caranya menatapku lembut seperti tahu aku sedang was-was bertemu dengan orang yang sudah kukenal tapi terasa tetap asing bagiku.
Sesaat berikutnya aku hanya merasakan tangannya menyentuh tanganku, menggenggamnya lembut seperti sedang memegang es krim, dingin dan mendebarkan. Mengambil alih koper dari tangnku yang lainnya dan menuntunku keluar dari bandara menuju selter damri yang akan membawa kami ke kota kelahirannya.
Bogor, bukan pertama kalinya aku mendatangi tempat ini. Namun seperti saat pertama aku menginjakan kaki di terminal baranang siang, gugup, bingung, takut, bahagia semua jadi perasaan itu jadi satu. Seperti sedang naik halilintar menakutkan tapi disisi lain menyenangkan. Tidak harus aku ceritakan detailnya berapa kali kami harus ganti naik turun kendaraan umum untuk bisa sampai kerumahnya. Singkat cerita begitu memasuki halaman rumahnya yang sangat sederhana terasa seperti sedang memasuki rumah sendiri.
Sambutan hangat dan bersahaja dari keluarganya membuat semua perasaan cemas dan takut menguap seketika. Obrolan hangat dan ringan pun berlangsung jika aku perkirakan mungkin hampir tiga jam kami berbincang. Aku, dia, ayahnya, bibi dan pamannya serta sosok yang paling istimewa umi, neneknya yang telah merawat dan membesarkannya dengan kasih sayang yang melimpah ruah.
Waktu kami singkat hanya tiga hari, dan demi memanfaatkan masa yang singkat itu dia rela membolos dari pekerjaannya. Moment itu benar-benar kami manfaatkan untuk lebih saling mengenal satu sama lain. Aku tau dan sadar akan banyak penilaian negatif terhadap apa yang aku lakukan. Karena aku seorang wanita yang terlampau berani menabrak tradisi dengan datang menemui seorang laki-laki yang bermil-mil jauhnya dari tempatku tinggal. Namun kutegaskan sejak awal ada keyakinan yang sangat kuat yang mendorong aku menabrak tradisi itu. Aku yakin dialah jodoh yang Allah pilihkan untukku.
Saat perpisahan itu tiba, 1 Januari 2012 Pukul 01.00 WIB pesawat yang kutumpangi membawaku kembali ketanah kelahiranku. Rasanya seperti terbangun dari mimpi yang sangat indah. Berharap seandainya aku tidak pernah bangun dari mimpiku pasti aku tidak akan pernah bersedih karena kehilangan yang sangat luar biasa. Tapi sebuah kenyataan bahwa setiap perpisahan akan beriringan dan sejalan dengan perpisahan. Maka jika kamu tidak mau merasakan perpisahan jangan pernah bermimpi tentang sebuah pertemuan.

3 komentar:

  1. Balasan
    1. tai itu tingga certa mbk. segala awal pasti ada akhir

      Hapus
  2. Kebaikanmu Allah balas...ngana orangya baik...ana salut ngana yati.....mantaap..

    BalasHapus